BAHTERA NABI NUH
Versi Islam & Versi Kristen
Ilustrasi misteri kapal nabi nuh [klik untuk memperbesar]
Ilmuan dari Amerika dan Turki pernah mengadakan penelitian untuk menguak misteri kapal Nabi Nuh (The Great Noah Ark) di Gunung Ararat, Turki. Segenap tim peneliti yang beranggotakan 10 orang melakukan pendakian pada 2004. Sampai akhirnya keberadaan perahu raksasa itu pun ditemukan pada 2005. Hal ini menguak misteri kapal Nabi Nuh.
Pada 1949, Angkatan Udara AS tidak sengaja menemukan keanehan di atas Gunung Ararat, Turki. Di atas ketinggian 14 ribu kaki itu AU As memotret kondisi yang mencengangkan tersebut. Karena terlihat seperti sebuah perahu raksasa “terdampar” di sana. Pada 1960, sebuah artikel diangkat dalam Life Magazine yang mengabarkan bahwa pesawat tentara nasional Turki menangkap benda mirip perahu di puncak Gunung Ararat.
Bentuk fosil itu memiliki panjang 150 meter yang diduga sebagai perahu Nabi Nuh AS. Tidak heran, hal ini kemudian menjadi perhatian beberapa orang untuk membuka tabir misteri kapal Nabi Nuh. Pada tahun 1999 sampai 2000, ditemukanlah sebuah informasi mengenai misteri kapal Nabi Nuh di gunung itu.
Perahu tersebut berbentuk bundar dan melingkar dengan panjang 515 kaki atau 160 meter. Perahu itu terdampar di pegunungan Ararat. Dari beberapa pengujian yang dilakukan secara terpisah, bahan perahu itu mengandung metal yang sangat kuat dan berteknologi tinggi. Metal aluminium dan titanium itu ditemukan menyatu dan ajaibnya lagi dilakukan oleh tangan manusia. Bingkai timah yang terbangun vertical pada sisi perahu menunjukkan betapa konstruksi perahu itu begitu canggih.
Pola-pola dek sejenis ini memperkuat balok-balok yang dijadikan tempat bagi para penghuni (umat Nabi Nuh). Di mana tepatnya lokasi kapal Nabi Nuh ditemukan? Lokasi perahu itu menutupi sebuah desa kuno di ketinggian 2275 meter. Pecahan-pecahan tembikar sekitar 18 meter dari perahu yang memiliki ukiran-ukiran. Dari sana tergambar seperti ukiran ikan, burung, atau orang yang sedang memakai palu dengan hiasan kepala bertuliskan “Nuh”.
Bagaimana kita yakin kalau perahu itu benar-benar peninggalan umat Nabi Nuh Alaihi Salam? Sehingga kita bisa menguak misteri kapal Nabi Nuh? Seorang ahli dari Universitas Ataturk mengatakan bahwa perahu tersebut memang benar-benar dibuat manusia. Dia sendiri yakin kalau perahu itu adalah perahu Nabi Nuh. Apalagi lokasinya terletak di Gunung Judi yang disebut dalam Al-Qur’an, tempat bahtera itu mendarat.
Sementara scan radar menunjukkan bahwa pola timah tetap terpasang di dalam formasi perahu. Ada pula balok kayu besar di dasar perahu, di dinding pemisah, di kandang binatang, pintu bagian depan, dua tong besar berukuran 14 kali 24 meter, koridor atau lorong tempat pejalan kaki di dalam perahu, juga sebuah areal terbuka untuk sirkulasi udara.
Bagaimana dengan penduduk di sekitar? Apakah mereka membuka tabir di balik misteri kapal Nabi Nuh? Ternyata amat susah untuk membuat komunikasi dengan penduduk asli setempat. Gunung-gunung itu dianggap keramat dan sudah yakin akan eksistensi perahu Nabi Nuh. Namun, mereka tak pernah menceritakan misteri kapal Nabi Nuh kepada orang luar.
Kisah Nabi Nuh AS terdapat pula dalam Alkitab dan Al-Qur’an dan ketika perahu itu sudah ditemukan, para penganut dua agama samawi itu haruslah semakin taat dalam beribadah memuja kebesaran Sang Pencipta. Namun pada akhirnya, misteri kapal Nabi Nuh pun terkuak.
Perjalanan Hidup Nabi Nuh Menurut Islam
Dalam agama Islam, Nabi Nuh merupakan nabi ketiga sesudah Adam, dan Idris. Nabi Nuh adalah keturunan kesembilan dari Adam. Adam dan Nuh memiliki rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun. Nabi Nuh hidup sampai 950 tahun dan memiliki seorang istri bernama Wafilah dan empat orang putra yaitu Kan’an, Yafith, Syam, dan Ham.
Nabi Nuh lahir 126 tahun sepeninggal Nabi Adam dan menjadi adalah utusan yang pertama oleh Allah untuk umat manusia. Ia pun menduduki daerah dengan para penduduk yang dikenal dengan Bani Rasib. Nabi Nuh diutus ketika berumur 480 tahun dengan masa kenabian 120 tahun dan berdakwah sampai lima abad.
Dia mengarungi banjir dengan perahunya ketika berusia 600 tahun dan setelah banjir usai, dia hidup selama 350 tahun. Dia diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.
Ibnu Thabari menceritakan setelah kapal berlabuh di pegunungan Ararat, Nabi Nuh membangun suatu kota di daerah Ararat (Qarda) yang termasuk ke dalam kawasan Mesopotamia. Nabi menamakan kota yang berisi 80 orang penduduk itu dengan Themanon atau Kota Delapan Puluh. Tempat tersebut sekarang dikenal dengan nama Suq Thamanin.
Setelah Nabi Nuh meninggal, ketiga anaknya Sam menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan bangsa kulit merah dan cokelat, sementara Ham menurunkan bangsa kulit hitam dan sebagian berkulit putih. Sementara Kan’an dikisahkan meninggal tenggelam saat banjir karena tidak mau beriman pada Allah.
Perjalanan Hidup Nabi Nuh Menurut Kristen
Nuh merupakan anak laki-laki pada saat Lamekh berusia 182 tahun (Kej. 5:28; 1Taw 1:4). Nuh dilahirkan 1.056 tahun setelah Adam wafat. Dari 10 generasi setelah Adam, Nuh adalah orang ketiga yang memiliki umur terpanjang, mencapai 950 tahun (Kej. 9:28-29). Nama Nuh juga tercatat dalam silsilah Yesus di Lukas 3:36.
Nuh adalah orang sahih di zamannya dan mendapat karunia Tuhan untuk mengingatkan manusia lainnya yang bergelimang dosa. Akan tetapi karena umat Nabi Nuh tidak mengindahkan nasihatnya, Allah pun murka dan memusnahkan mereka dengan banjir besar. Akan tetapi, Allah hanya menghancurkan para manusia yang membangkang. Orang-orang beriman pengikut Nabi Nuh akan diberi keselamatan.
Nuh pun membuat bahtera besar usai Tuhan memerintahkannya. Setelah bahtera selesai dibuat, banjir pun merendam bumi selama 150 hari. Nuh menunggu hingga bumi benar-benar kering sebelum pintu bahtera dibuka.
Alkitab menjelaskan kalau Nuh memiliki tiga orang anak bernama Sem, Ham dan Yafet. Sem berusia 100 tahun ketika air bah terjadi. Sem berusia 98 tahun dan Ham yang termuda. Sementara nama istri Nuh sendiri tidak disebutkan, namun dalam Kitab Yobel, nama istri Nuh adalah Emzara.
Alkitab menjelaskan kalau Nuh memiliki tiga orang anak bernama Sem, Ham dan Yafet. Sem berusia 100 tahun ketika air bah terjadi. Sem berusia 98 tahun dan Ham yang termuda. Sementara nama istri Nuh sendiri tidak disebutkan, namun dalam Kitab Yobel, nama istri Nuh adalah Emzara.
Bahtera Nuh
Sama dengan yang dijelaskan dalam Alkitab, bahtera Nuh menurut Al-Qur’an dibuat atas perintah Allah. Sebab puluhan tahun Nuh berdakwah, umatnya tak kunjung mengikuti ajarannya dan tetap menyembah berhala. Bersama para pengikutnya, Nuh mengumpulkan paku dan menebang pohon yang ia tanam selama 40 tahun untuk dijadikan kayu penyangga.
Melalui wahyu-Nya, Allah membimbing Nuh membuat bahtera yang kuat untuk menghadapi serangan angin topan dan banjir besar. Menurut Al-Qur'an, bahtera Nuh telah mendarat di Bukit Judi. Sebelumnya banyak yang berpendapat tentang letak bukit yang dimaksud. Ada yang mengatakan di bagian selatan Armenia tepatnya di wilayah Kurdi, namun ada pula yang mengatakan terletak di wilayah Turkistan Iklim Butan, Timur Laut.
Namun kemudian, misteri kapal Nabi Nuh pun terpecahkan saat bahtera itu akhirnya ditemukan. Berdasarkan foto yang dihasilkan dari gunung Ararat, perahu sangat besar itu diperkirakan memiliki luas terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama untuk binatang liar yang sudah dijinakkan, tingkat kedua ditempati manusia, dan tingkat ketiga dihuni burung-burung.
Thanks To Mbak Anne Ahira
No comments:
Post a Comment